Pelitadigital.id – Dalam dunia bisnis, khususnya perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, manajemen rantai pasok (supply chain management) menjadi aspek yang sangat krusial.

Salah satu komponen penting dalam manajemen rantai pasok adalah safety stock atau stok pengaman. Sistem ini berperan untuk menjaga agar operasional perusahaan tetap berjalan lancar meski terjadi fluktuasi permintaan di pasar.

Dengan adanya safety stock, perusahaan dapat meminimalisir risiko terjadinya kekurangan stok (stock out) yang berpotensi menunda pengiriman barang kepada pelanggan.

 

Apa Itu Safety Stock?

Secara sederhana, safety stock adalah cadangan persediaan yang disiapkan perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian dalam permintaan pasar.

Ketika permintaan tidak bisa diprediksi dengan pasti, safety stock berfungsi sebagai jaminan agar ketersediaan barang tetap terjaga, bahkan saat permintaan meningkat drastis.

Beberapa ahli seperti Assauri dan Chase, Jacobs, serta Aquilano sepakat bahwa safety stock adalah metode untuk mengantisipasi ketidakpastian dan menjaga stabilitas stok barang.

Safety stock juga berfungsi untuk memastikan bahwa perusahaan tidak kehabisan stok saat menghadapi kendala seperti keterlambatan pengiriman atau peningkatan permintaan yang mendadak.

Dalam konteks ini, safety stock bertindak sebagai pelindung bagi perusahaan dari gangguan operasional yang bisa memengaruhi produktivitas.

 

Pentingnya Penerapan Safety Stock dalam Manajemen Rantai Pasok

 

Dalam manajemen rantai pasok, penerapan safety stock menjadi salah satu faktor kunci untuk menjaga stabilitas operasional perusahaan.

Safety stock berfungsi sebagai cadangan persediaan yang disiapkan untuk menghadapi fluktuasi permintaan dan mencegah kekurangan stok barang.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa safety stock sangat penting dalam operasional perusahaan:

 

1. Mengantisipasi Fluktuasi Permintaan Pasar

Pasar adalah entitas yang selalu bergerak dinamis dan penuh ketidakpastian. Tidak jarang perusahaan dihadapkan pada situasi di mana permintaan pasar tiba-tiba melonjak atau sebaliknya, menurun drastis.

Ketidakpastian ini dapat menimbulkan risiko besar bagi perusahaan, terutama jika mereka tidak mampu memenuhi permintaan yang muncul secara tiba-tiba. Inilah alasan utama mengapa safety stock menjadi sangat penting.

Dengan adanya safety stock, perusahaan memiliki cadangan barang yang cukup untuk menghadapi lonjakan permintaan tak terduga.

Hal ni memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk tetap memenuhi kebutuhan pelanggan tanpa harus tergantung pada pengadaan barang dari pemasok yang mungkin membutuhkan waktu lama.

Safety stock memungkinkan perusahaan lebih siap menghadapi perubahan pasar yang sering kali terjadi di luar prediksi, sehingga mereka tetap dapat mempertahankan reputasi dan kepuasan pelanggan.

 

2. Meminimalisir Risiko Kehabisan Stok (Stock Out)

Kehabisan stok atau stock out merupakan salah satu masalah serius yang dapat mempengaruhi operasional perusahaan secara langsung.

Ketika suatu perusahaan mengalami stock out, mereka tidak hanya kehilangan kesempatan untuk menjual produk, tetapi juga berisiko kehilangan pelanggan karena ketidakmampuan untuk memenuhi permintaan mereka. Situasi ini bisa berakibat pada menurunnya loyalitas pelanggan dan potensi kerugian finansial.

Dengan menerapkan safety stock, risiko kehabisan barang dapat diminimalisir. Perusahaan dapat terus menjalankan operasional tanpa terganggu oleh kelangkaan stok, meskipun terjadi kendala dalam pengadaan atau adanya permintaan yang meningkat tajam.

Safety stock bertindak sebagai penyangga yang menjaga perusahaan dari gangguan tak terduga yang dapat menghambat aliran produksi dan pengiriman produk.

Ketika stok barang tetap tersedia, perusahaan tidak perlu khawatir tentang keterlambatan dalam memenuhi pesanan pelanggan.

 

3. Mengoptimalkan Proses Produksi

Proses produksi adalah jantung dari operasional perusahaan. Gangguan dalam produksi bisa menyebabkan efek domino yang berdampak pada berbagai aspek bisnis, termasuk penundaan pengiriman barang, hilangnya pendapatan, dan kerugian pelanggan.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga agar proses produksi berjalan lancar tanpa hambatan. Salah satu cara untuk mewujudkan hal ini adalah dengan menerapkan safety stock.

Dengan adanya safety stock, perusahaan dapat terus melakukan produksi bahkan jika ada gangguan dalam rantai pasok atau peningkatan mendadak dalam permintaan.

Ketika barang sudah tersedia dalam jumlah yang cukup, perusahaan tidak perlu menunggu pengiriman bahan baku dari pemasok yang mungkin membutuhkan waktu lama.

Safety stock membantu meminimalkan downtime dalam produksi dan memastikan bahwa proses produksi berjalan sesuai rencana.

Hal ini juga memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi masalah logistik yang mungkin timbul dan menjaga efisiensi operasional.

 

4. Meningkatkan Kestabilan Keuangan

Penerapan safety stock juga memiliki dampak signifikan terhadap stabilitas keuangan perusahaan. Dengan mengurangi risiko kehabisan stok dan menghindari gangguan produksi, safety stock membantu perusahaan mempertahankan arus kas yang stabil.

Ketika perusahaan tidak perlu khawatir tentang kekurangan barang, mereka dapat fokus pada strategi pengembangan bisnis lain yang lebih menguntungkan, seperti inovasi produk atau ekspansi pasar.

Selain itu, safety stock dapat membantu perusahaan dalam mengelola modal kerja secara lebih efektif. Dengan memastikan persediaan barang selalu tersedia, perusahaan dapat meminimalkan biaya yang terkait dengan penghentian produksi atau kehilangan penjualan.

Keuntungan jangka panjang dari penerapan safety stock adalah stabilitas operasional yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pertumbuhan finansial perusahaan.

 

5. Menghadapi Ketidakpastian dalam Pengadaan Barang

Salah satu risiko utama dalam manajemen rantai pasok adalah keterlambatan pengadaan barang. Baik karena kendala produksi pemasok, masalah logistik, ataupun cuaca, keterlambatan ini dapat menyebabkan kekurangan barang di gudang dan mengganggu operasional perusahaan.

Dengan adanya safety stock, perusahaan dapat mengatasi masalah ini dengan lebih baik. Safety stock berfungsi sebagai cadangan persediaan yang dapat diandalkan ketika barang yang dipesan belum tiba tepat waktu.

Pentingnya safety stock semakin terasa ketika perusahaan menghadapi gangguan dalam rantai pasok global, seperti yang terjadi selama pandemi atau dalam situasi ketidakstabilan ekonomi.

Ketika pemasok mengalami kesulitan dalam memenuhi pesanan, safety stock menjadi penyelamat yang memastikan operasional perusahaan tetap berjalan tanpa gangguan yang berarti.

Hal ini memberikan waktu bagi perusahaan untuk menyesuaikan strategi pengadaan atau mencari pemasok alternatif tanpa mengorbankan kepuasan pelanggan.

 

6. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Lebih Baik

Safety stock juga memainkan peran penting dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Dengan adanya data yang tepat tentang kebutuhan persediaan dan fluktuasi permintaan, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih baik terkait dengan pengelolaan stok barang.

Safety stock memberikan perusahaan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana menghadapi tantangan dalam rantai pasok dan membantu mereka dalam merencanakan strategi bisnis jangka panjang.

Melalui penggunaan safety stock, perusahaan dapat lebih memahami pola permintaan pelanggan, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi pengadaan barang, dan merencanakan persediaan dengan lebih efisien.

Pengambilan keputusan yang didukung oleh data safety stock juga dapat membantu perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan menekan biaya operasional, sehingga meningkatkan profitabilitas secara keseluruhan.

 

7. Menjaga Kepuasan Pelanggan

Pada akhirnya, safety stock memiliki dampak besar terhadap kepuasan pelanggan. Ketika perusahaan mampu menyediakan barang sesuai dengan permintaan, tanpa keterlambatan atau kekurangan stok, pelanggan akan merasa puas dengan layanan yang diberikan.

Kepuasan pelanggan ini sangat penting untuk membangun loyalitas dan memperkuat hubungan bisnis jangka panjang.

Dalam era persaingan yang ketat, perusahaan yang mampu menjaga ketersediaan barang dengan baik akan lebih unggul dibandingkan dengan kompetitor yang sering kali mengalami masalah stock out.

Safety stock menjadi salah satu alat yang dapat digunakan perusahaan untuk menjaga reputasi dan terus memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

 

Tantangan dalam Perhitungan Safety Stock

Meskipun safety stock memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran operasional perusahaan, penerapannya juga tidak lepas dari tantangan, terutama dalam hal perhitungan yang tepat.

Kesalahan dalam perhitungan safety stock dapat membawa dampak signifikan, baik berupa kerugian finansial maupun gangguan operasional.

Berikut ini adalah beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam menghitung dan mengelola safety stock serta dampaknya:

 

1. Persediaan Terlalu Banyak

Salah satu tantangan utama dalam perhitungan safety stock adalah risiko menyimpan terlalu banyak persediaan. Ketika perusahaan menyimpan stok dalam jumlah yang berlebihan, modal perusahaan akan terikat dalam bentuk barang yang belum tentu cepat terjual.

Modal ini seharusnya bisa dialokasikan untuk investasi atau kebutuhan operasional lain yang lebih produktif.

Dalam konteks perusahaan dagang dan manufaktur, penyimpanan barang dalam jumlah besar memerlukan ruang penyimpanan lebih banyak dan meningkatkan biaya penyimpanan.

Ketika persediaan terlalu banyak, modal yang seharusnya digunakan untuk mempercepat pertumbuhan perusahaan akan terserap oleh biaya persediaan.

Selain itu, barang yang disimpan terlalu lama juga berisiko mengalami penurunan kualitas, terutama untuk produk yang memiliki masa kadaluarsa atau rentan terhadap perubahan kondisi lingkungan.

Akibatnya, perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menjaga kualitas barang tersebut atau bahkan mengalami kerugian jika barang tidak bisa terjual dalam jangka waktu yang diharapkan.

Selain itu, overstocking juga dapat menyebabkan penurunan likuiditas perusahaan, karena terlalu banyak uang yang terjebak dalam bentuk persediaan yang belum laku.

Dalam jangka panjang, perusahaan akan mengalami masalah aliran kas (cash flow), yang berpotensi menghambat investasi dalam inovasi, pengembangan produk baru, atau ekspansi pasar.

2. Persediaan Terlalu Sedikit

Sebaliknya, menyimpan terlalu sedikit stok juga merupakan tantangan serius. Perusahaan yang tidak memiliki safety stock yang memadai berisiko menghadapi situasi stock out, di mana persediaan tidak mencukupi untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Hal ini sering kali terjadi ketika perusahaan menggunakan perkiraan permintaan yang tidak akurat atau tidak memperhitungkan ketidakpastian dalam rantai pasok.

Permintaan pasar yang mendadak meningkat atau keterlambatan dalam pengiriman barang dari pemasok juga dapat menyebabkan kekurangan stok di gudang.

Kekurangan stok (stock out) tidak hanya menyebabkan penundaan dalam pengiriman pesanan, tetapi juga dapat berdampak langsung pada hilangnya pendapatan dan kepuasan pelanggan.

Ketika perusahaan tidak mampu memenuhi pesanan tepat waktu, pelanggan akan merasa kecewa dan mungkin beralih ke kompetitor yang lebih siap dalam menyediakan barang yang mereka butuhkan.

Dalam kasus terburuk, hal ini dapat merusak reputasi perusahaan dan menurunkan tingkat loyalitas pelanggan.

Kekurangan persediaan juga mengakibatkan gangguan pada jadwal produksi, terutama dalam perusahaan manufaktur.

Ketika bahan baku tidak tersedia tepat waktu, proses produksi harus dihentikan atau ditunda. Hal ini berdampak pada efisiensi operasional dan meningkatkan biaya produksi karena adanya waktu yang terbuang.

Perusahaan juga berisiko kehilangan peluang bisnis, terutama ketika permintaan pasar sedang tinggi tetapi persediaan tidak mencukupi.

 

3. Kesalahan dalam Memprediksi Fluktuasi Permintaan

Salah satu tantangan terbesar dalam perhitungan safety stock adalah ketidakpastian dalam memprediksi fluktuasi permintaan pasar.

Perusahaan sering kali menggunakan data historis untuk memproyeksikan permintaan di masa depan, tetapi kondisi pasar yang berubah-ubah membuat prediksi ini sulit.

Faktor-faktor eksternal, seperti tren pasar, kondisi ekonomi, dan perilaku konsumen yang berubah, dapat mengakibatkan perbedaan signifikan antara proyeksi dan kenyataan.

Kesalahan dalam memprediksi permintaan dapat menyebabkan perusahaan menyimpan stok yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Ketika permintaan lebih rendah dari yang diperkirakan, perusahaan terjebak dengan persediaan berlebih yang sulit dijual.

Sebaliknya, ketika permintaan lebih tinggi dari perkiraan, perusahaan tidak memiliki cukup stok untuk memenuhi kebutuhan, yang mengarah pada stock out.

Dalam kedua kasus ini, perusahaan akan mengalami kerugian, baik dalam bentuk biaya penyimpanan tambahan atau hilangnya peluang penjualan.

Kesalahan prediksi juga dapat berdampak pada rantai pasok secara keseluruhan. Jika pemasok tidak siap untuk memenuhi lonjakan permintaan yang tak terduga, lead time pengiriman akan meningkat, dan perusahaan akan kesulitan memenuhi pesanan pelanggan tepat waktu.

Oleh karena itu, kemampuan untuk memprediksi permintaan dengan akurat sangat penting dalam mengelola safety stock.

 

4. Variasi dalam Lead Time Pengiriman

Lead time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menerima barang dari pemasok setelah melakukan pemesanan, adalah faktor penting dalam perhitungan safety stock.

Perusahaan harus mempertimbangkan variasi dalam lead time ketika menghitung jumlah safety stock yang dibutuhkan.

Namun, variasi ini sering kali sulit diprediksi, terutama dalam situasi di mana rantai pasok internasional atau pemasok mengalami gangguan produksi.

Jika lead time pengiriman terlalu lama atau bervariasi secara signifikan, perusahaan harus menyesuaikan jumlah safety stock untuk mengantisipasi kemungkinan keterlambatan.

Namun, jika variasi ini tidak diperhitungkan dengan baik, perusahaan bisa mengalami kekurangan barang yang menyebabkan stock out atau, sebaliknya, kelebihan stok yang mengikat modal.

Misalnya, dalam kondisi pasar global yang tidak stabil, seperti pandemi atau krisis ekonomi, lead time pengiriman dapat meningkat secara drastis.

Perusahaan yang tidak memiliki safety stock yang cukup untuk menutup celah waktu ini akan kesulitan memenuhi pesanan pelanggan dan menjaga operasi tetap berjalan.

 

5. Pengaruh Tingkat Layanan (Service Level)

Service level atau tingkat layanan mengacu pada persentase permintaan pelanggan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan tanpa mengalami stock out.

Menentukan service level yang tepat adalah tantangan lain dalam perhitungan safety stock. Tingkat layanan yang tinggi berarti perusahaan harus menyimpan lebih banyak stok untuk memastikan bahwa hampir semua permintaan pelanggan dapat terpenuhi.

Namun, service level yang terlalu tinggi dapat menyebabkan perusahaan menyimpan persediaan yang berlebihan.

Menetapkan service level yang terlalu rendah dapat meningkatkan risiko kehilangan pelanggan karena ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi permintaan tepat waktu.

Sebaliknya, service level yang terlalu tinggi akan mengakibatkan biaya persediaan yang lebih besar. Oleh karena itu, perusahaan harus melakukan evaluasi yang cermat untuk menyeimbangkan antara biaya penyimpanan dan kebutuhan pelanggan.

Menetapkan service level yang tepat juga membantu perusahaan dalam merencanakan strategi persediaan yang lebih efisien.

Oleh karena itu, perhitungan safety stock harus dilakukan dengan cermat. Menggunakan rumus yang tepat seperti service level dan standar deviasi dapat membantu perusahaan menentukan jumlah safety stock yang optimal. Faktor-faktor seperti lead time dan fluktuasi permintaan harus diperhitungkan secara hati-hati.

 

Cara Mengurangi Ketergantungan pada Safety Stock

Ketergantungan pada safety stock bisa menjadi tantangan bagi perusahaan karena biaya yang terlibat dalam pengelolaan persediaan ekstra.

Namun, dengan penerapan strategi yang tepat, perusahaan dapat mengurangi ketergantungan pada safety stock tanpa mengorbankan kemampuan untuk memenuhi permintaan pelanggan.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi ketergantungan pada safety stock dan menjaga kelancaran operasional:

 

1. Mengendalikan Fluktuasi Permintaan

Salah satu penyebab utama ketergantungan pada safety stock adalah fluktuasi permintaan yang tidak dapat diprediksi.

Oleh karena itu, strategi pertama yang dapat dilakukan adalah mengendalikan fluktuasi permintaan. Perusahaan bisa melakukan upaya untuk mengidentifikasi pola permintaan berdasarkan data historis dan tren pasar.

Dengan memahami tren ini, perusahaan dapat membuat rencana yang lebih baik dalam mengelola persediaan tanpa harus bergantung pada stok pengaman yang besar.

Perusahaan dapat menerapkan promosi terencana untuk meratakan permintaan, sehingga tidak terjadi lonjakan permintaan mendadak yang sulit dipenuhi.

Selain itu, diversifikasi produk juga bisa membantu mengurangi tekanan pada satu produk tertentu yang mengalami fluktuasi tinggi. Misalnya, perusahaan dapat menawarkan produk alternatif atau bundling produk untuk menjaga kestabilan permintaan.

Dengan mengendalikan fluktuasi permintaan, perusahaan tidak perlu menyimpan safety stock dalam jumlah besar.

Hal ini akan menurunkan biaya penyimpanan, mengurangi risiko barang kadaluarsa atau usang, serta meningkatkan efisiensi operasional.

 

2. Meningkatkan Akurasi Peramalan (Forecasting)

Akurasi dalam peramalan permintaan sangat penting untuk mengurangi ketergantungan pada safety stock.

Ketika peramalan lebih akurat, perusahaan bisa mengelola persediaan dengan lebih baik, karena jumlah barang yang dipesan sesuai dengan kebutuhan yang diperkirakan.

Perusahaan harus menggunakan data yang valid dan sistem peramalan yang canggih untuk memproyeksikan permintaan secara lebih tepat.

Perusahaan dapat menggunakan teknologi canggih seperti machine learning dan artificial intelligence (AI) untuk menganalisis data historis, tren pasar, dan faktor eksternal yang mempengaruhi permintaan.

Selain itu, kerjasama yang erat dengan tim pemasaran dan penjualan dapat membantu memberikan informasi yang lebih akurat terkait perubahan kebutuhan pelanggan. Dengan sistem forecasting yang lebih baik, ketidakpastian dalam rantai pasok dapat dikurangi.

Dengan peramalan yang lebih akurat, perusahaan dapat mengurangi stok berlebih dan meminimalkan risiko stock out.

Hal ini juga mengurangi biaya yang terkait dengan penyimpanan dan pemeliharaan barang di gudang. Pada akhirnya, perusahaan dapat mengalokasikan modal untuk keperluan lain yang lebih produktif.

 

3. Meningkatkan Kolaborasi dengan Pemasok

Kolaborasi yang kuat dengan pemasok adalah salah satu kunci untuk mengurangi ketergantungan pada safety stock.

Ketika perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pemasok, mereka dapat memastikan pengiriman barang tepat waktu dan mengurangi lead time.

Dengan lead time yang lebih singkat dan stabil, perusahaan tidak perlu menyimpan safety stock dalam jumlah besar untuk mengantisipasi keterlambatan pengiriman.

Perusahaan dapat mengadopsi sistem just-in-time (JIT) yang memungkinkan barang dikirim saat dibutuhkan, sehingga tidak perlu menyimpan stok berlebihan.

Selain itu, perusahaan dapat menjalin kesepakatan dengan pemasok untuk pengiriman yang lebih cepat atau fleksibel. Penggunaan platform digital yang terintegrasi antara perusahaan dan pemasok juga bisa mempercepat komunikasi dan pengelolaan pesanan.

Dengan lead time yang lebih stabil, perusahaan dapat merencanakan persediaan dengan lebih efektif dan mengurangi jumlah safety stock yang disimpan.

Hal ini tidak hanya mengurangi biaya penyimpanan, tetapi juga meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan rantai pasok secara keseluruhan.

 

4. Menyesuaikan Tingkat Service Level

Tingkat service level mengacu pada persentase permintaan pelanggan yang dapat dipenuhi tanpa terjadi stock out.

Salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan pada safety stock adalah dengan menyesuaikan service level sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Tidak semua pelanggan membutuhkan tingkat layanan yang sangat tinggi, sehingga perusahaan bisa menurunkan service level dalam kasus tertentu.

Perusahaan dapat melakukan segmentasi pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka. Pelanggan yang tidak memerlukan tingkat layanan yang sangat tinggi dapat dilayani dengan safety stock yang lebih rendah. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan faktor risiko dan biaya.

Misalnya, untuk produk yang tidak kritis atau pelanggan yang tidak terlalu sensitif terhadap waktu pengiriman, perusahaan dapat menurunkan jumlah safety stock untuk menghemat biaya.

Menyesuaikan tingkat service level berdasarkan kebutuhan pelanggan akan membantu perusahaan mengurangi biaya persediaan tanpa mengorbankan kualitas layanan.

Dengan demikian, perusahaan bisa lebih efisien dalam mengelola rantai pasok dan tetap menjaga kepuasan pelanggan yang strategis.

 

5. Mengurangi Variabilitas dalam Lead Time

Salah satu penyebab utama perlunya safety stock adalah ketidakpastian dalam lead time pengiriman dari pemasok.

Jika lead time bervariasi, perusahaan harus menyimpan stok pengaman lebih banyak untuk menghindari kekurangan stok saat terjadi keterlambatan. Oleh karena itu, mengurangi variabilitas lead time dapat mengurangi ketergantungan pada safety stock.

Perusahaan dapat bekerja sama dengan pemasok untuk menetapkan jadwal pengiriman yang lebih konsisten dan meminimalkan variasi.

Selain itu, penerapan sistem otomatis dalam proses pengadaan barang dapat membantu mempercepat pemesanan dan pengiriman, serta memastikan bahwa barang tiba tepat waktu.

Memantau kinerja pemasok secara berkala dan menerapkan penalty clauses untuk keterlambatan juga dapat menjadi strategi efektif.

Dengan lead time yang lebih konsisten, perusahaan dapat lebih akurat dalam memprediksi kapan barang akan tiba.

Hal ini akan memungkinkan perusahaan mengurangi safety stock tanpa menghadapi risiko stock out yang tinggi, sehingga biaya penyimpanan dapat ditekan.

 

6. Mengurangi Deviasi Permintaan

Deviasi permintaan, atau perbedaan antara permintaan yang diprediksi dan yang sebenarnya, menjadi salah satu faktor yang memaksa perusahaan menyimpan safety stock lebih banyak.

Untuk mengurangi ketergantungan pada safety stock, perusahaan harus berusaha mengurangi deviasi ini dengan memaksimalkan akurasi permintaan.

Penggunaan sistem demand sensing yang mengumpulkan data secara real-time dari berbagai saluran pemasaran, penjualan, dan distribusi dapat membantu perusahaan dalam mengantisipasi perubahan permintaan secara lebih cepat.

Selain itu, dengan mengadopsi strategi komunikasi yang lebih intensif antara berbagai departemen seperti penjualan, pemasaran, dan operasional, perusahaan dapat memiliki visibilitas yang lebih baik terkait permintaan pasar.

Dengan deviasi permintaan yang lebih rendah, perusahaan bisa mengurangi risiko ketidakpastian dalam pengelolaan persediaan. Ini berarti perusahaan dapat mengelola rantai pasok dengan lebih efisien dan mengurangi kebutuhan untuk menyimpan safety stock dalam jumlah besar.

 

Kesimpulan

Safety stock adalah elemen penting dalam manajemen persediaan yang membantu perusahaan menjaga kelancaran operasional, mengantisipasi perubahan permintaan pasar, dan meminimalisir risiko kekurangan stok.

Meskipun penerapannya memerlukan perhitungan yang cermat, manfaat dari safety stock sangat besar dalam menjaga stabilitas bisnis.

Oleh karena itu, setiap perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan harus mempertimbangkan penerapan safety stock secara efektif untuk mendukung keberlangsungan bisnis dan kepuasan pelanggan.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *