Beranda Warta Olahraga Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong, Jejak Masa Lalu di Inter Milan Kembali Dibahas
Olahraga

Erick Thohir Pecat Shin Tae-yong, Jejak Masa Lalu di Inter Milan Kembali Dibahas

Gambar : Suara.com

Pelitadigital.id – Langkah Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberhentikan Shin Tae-yong dari kursi pelatih Timnas Indonesia mengundang perhatian publik. Selain respons beragam dari para pecinta sepak bola Tanah Air, keputusan ini juga memunculkan kembali perbincangan mengenai rekam jejak Erick Thohir dalam dunia manajerial sepak bola, khususnya saat dirinya masih menjabat sebagai Presiden Inter Milan.

Jejak Erick Thohir di Inter Milan

Pengalaman Erick Thohir dalam mengelola klub sepak bola tak bisa dilepaskan dari masa kepemimpinannya di Inter Milan. Salah satu momen paling kontroversial adalah pemecatan pelatih Roberto Mancini hanya dua minggu sebelum dimulainya musim 2016/2017. Keputusan tersebut diambil Erick saat klub berada dalam masa transisi menuju kepemilikan Suning Group, meskipun saat itu Erick masih memegang kendali penuh dalam pengambilan keputusan.

Sebagai pengganti Mancini, Erick menunjuk Frank de Boer, seorang pelatih yang dianggap belum memiliki cukup pengalaman di level klub sebesar Inter Milan. Langkah ini menuai kritik tajam, mengingat waktu pergantian pelatih yang sangat singkat dan kondisi klub yang belum stabil.

Kisah ini seakan kembali mencuat sebagai perbandingan dengan keputusan Erick Thohir saat memecat Shin Tae-yong dari Timnas Indonesia. Meskipun alasan di balik keputusan tersebut belum sepenuhnya terungkap, langkah ini menjadi tanda tanya besar di kalangan pecinta sepak bola nasional.

Patrick Kluivert, Kandidat Pengganti?

Di tengah polemik ini, nama Patrick Kluivert muncul sebagai salah satu kandidat pengganti Shin Tae-yong. Kluivert, yang dikenal sebagai legenda sepak bola Belanda, memiliki perjalanan karier kepelatihan yang cukup beragam meski belum banyak mencatatkan prestasi besar.

Karier kepelatihan Kluivert dimulai pada 2008 sebagai pelatih penyerang di AZ Alkmaar. Ia kemudian sempat menjadi asisten pelatih di Brisbane Roar (Australia) serta melatih tim junior seperti FC Twente U21 dan Ajax Amsterdam U19. Salah satu pencapaian terbaiknya adalah membawa Jong Twente menjadi juara Beloften Eredivisie.

Namun, pengalaman Kluivert di level tim utama terbilang minim. Ia pernah melatih Timnas Curaçao dan klub Turki, Adana Demirspor, meski hasilnya belum memuaskan. Dalam laga persahabatan terakhirnya bersama Curaçao, timnya harus mengakui kekalahan 0-4 dari Bahrain.

Tantangan Baru untuk Timnas Indonesia

Apabila Kluivert benar-benar ditunjuk sebagai pelatih baru, tantangan besar menantinya untuk membuktikan diri di level internasional. Dengan catatan karier yang masih penuh tanda tanya, ia diharapkan dapat membawa inovasi baru bagi Timnas Indonesia.

Keputusan Erick Thohir ini sekali lagi menunjukkan bahwa dunia sepak bola tidak pernah lepas dari kontroversi dan dinamika. Bagaimana kelanjutan perjalanan Timnas Indonesia di bawah kepemimpinan pelatih baru? Waktu yang akan menjawab.

Sumber : Tribun

Sebelumnya

Shin Tae Yong Resmi Dipecat, Bung Towel Beri Sindiran Halus di Media Sosial

Selanjutnya

20 Ide Bisnis Modal Kecil 2025 yang Menguntungkan dan Cocok untuk Pemula

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pelitadigital.id