Beranda Teknologi Tren Morning Shed di TikTok, Antara Manfaat dan Risiko Perawatan Kulit Saat Tidur
Teknologi

Tren Morning Shed di TikTok, Antara Manfaat dan Risiko Perawatan Kulit Saat Tidur

Pelitadigital.id – Platform TikTok kembali memunculkan fenomena baru dalam dunia kecantikan. Kali ini, tren bertajuk morning shed mencuri perhatian para pengguna, terutama kalangan wanita muda yang aktif membagikan rutinitas perawatan kulit mereka saat tidur. Meski terlihat sederhana, tren ini ternyata menimbulkan pro dan kontra di kalangan dermatolog serta pemerhati kesehatan.

Baca juga: Peluang Usaha Animator, Menjadi Kreator Digital yang Dicari Banyak Industri

Apa Itu Morning Shed?

Secara sederhana, morning shed adalah rutinitas perawatan wajah dan tubuh yang dilakukan sepanjang malam, dengan harapan menghasilkan tampilan kulit lebih segar dan bercahaya saat bangun tidur. Dalam praktiknya, pengguna akan tidur sambil mengenakan berbagai produk dan alat bantu kecantikan seperti overnight mask, mouth tape, chin strap, hingga castor oil wrap.

Tren ini kemudian menjadi viral karena banyak konten kreator yang memperlihatkan hasil akhir wajah glowing, rambut rapi bergelombang, dan kesan “bangun tidur langsung cantik”. Tak heran jika tagar #morningshed ramai digunakan dan telah meraup jutaan penayangan.

Deretan Produk dan Metode yang Digunakan

Berikut beberapa elemen populer dalam tren morning shed:

  • Overnight Mask: Masker wajah yang dipakai semalaman untuk menghidrasi dan menutrisi kulit.
  • Heatless Curls: Teknik menggulung rambut tanpa panas, menggunakan kain atau alat bantu untuk membentuk ikal alami.
  • Mouth Taping: Menutup mulut saat tidur untuk melatih pernapasan hidung, dipercaya meningkatkan kualitas tidur.
  • Chin Strap: Tali penyangga dagu yang diklaim dapat membantu membentuk kontur wajah.
  • Castor Oil Stomach Wrap: Mengoleskan minyak jarak ke perut dan membungkusnya, dipercaya membantu detoksifikasi tubuh.

Manfaat yang Diklaim

Banyak pendukung tren ini menyebutkan beberapa manfaat yang dirasakan setelah menjalani morning shed, di antaranya:

  • Kulit terasa lebih lembap dan cerah di pagi hari.
  • Rambut tampak lebih rapi dan tidak kusut.
  • Tidur menjadi lebih nyenyak karena rutinitas menenangkan sebelum tidur.
  • Memberi efek psikologis positif seperti merasa lebih siap menghadapi hari.
  • Namun, manfaat ini sejatinya bersifat sementara, dan tidak semua metode didukung oleh riset medis.

Peringatan dari Ahli Dermatologi

Seiring popularitasnya, morning shed juga menuai kekhawatiran dari kalangan profesional kesehatan kulit. Dr. Purvisha Patel, dokter kulit sekaligus pendiri Visha Skincare, mengungkapkan bahwa beberapa metode dalam tren ini bisa menimbulkan iritasi jika tidak dilakukan dengan benar atau tanpa pengawasan ahli.

“Tidak semua produk kosmetik diformulasikan untuk penggunaan semalaman. Masker wajah yang seharusnya dipakai 15–30 menit bisa menimbulkan iritasi jika dibiarkan terlalu lama,” ujar Dr. Patel.

Kritik juga ditujukan pada teknik mouth taping yang bisa berbahaya, terutama bagi individu dengan riwayat sleep apnea atau masalah pernapasan lain. Menutup mulut saat tidur berpotensi mengganggu jalur udara dan memperburuk kondisi kesehatan.

Risiko Psikologis, Obsesif pada Penampilan

Tak hanya secara fisik, tren ini juga dikhawatirkan memberi tekanan psikologis bagi remaja dan wanita muda. Dorongan untuk bangun tidur dalam keadaan “sempurna” bisa memunculkan ekspektasi tidak realistis dan berdampak pada self-esteem.

Kecenderungan untuk terus memperbaiki penampilan selama tidur mencerminkan standar kecantikan yang semakin ketat dan bisa membuat seseorang overthinking terhadap kekurangannya.

Morning Shed, Tren Viral yang Perlu Disikapi Bijak

Meski memiliki elemen yang bermanfaat seperti hidrasi kulit dan pola tidur lebih teratur, tren morning shed tetap perlu disikapi dengan kewaspadaan. Tidak semua metode cocok untuk semua orang. Bila ingin mencobanya, pastikan untuk:

  • Menggunakan produk yang memang direkomendasikan untuk pemakaian semalaman.
  • Menghindari penggunaan alat atau teknik yang belum teruji secara medis.
  • Konsultasi dengan dokter kulit jika memiliki kondisi kulit sensitif atau masalah pernapasan.
  • Tidak memaksakan rutinitas kecantikan jika justru menimbulkan stres atau kelelahan mental.

Tren morning shed TikTok menjadi contoh bagaimana media sosial dapat membentuk budaya perawatan diri baru. Meski terkesan praktis dan menjanjikan hasil instan, pengguna tetap perlu bijak dalam menilai tren yang beredar.

Alih-alih mengikuti seluruh langkah secara mentah-mentah, lebih baik fokus pada perawatan kulit yang aman, sederhana, dan sesuai kebutuhan pribadi. Ingat, kulit sehat bukan hasil dari tren semalam, melainkan perawatan konsisten jangka panjang.

Sebelumnya

Mitsubishi All‑New Destinator, SUV Keluarga Masa Kini Penuh Inovasi

Selanjutnya

Smart Suggestions di HP Realme, Cara Kerja dan Manfaat Fitur Canggih Ini

Pelitadigital.Id