Beranda Karier Prosedur Resign yang Sesuai Etika Profesional
Karier

Prosedur Resign yang Sesuai Etika Profesional

Gambar : Freepik

Pelitadigital.com – Mengundurkan diri dari pekerjaan bukan hal yang bisa dilakukan secara spontan. Meski terdengar sederhana, proses resign memerlukan perencanaan matang agar tidak menimbulkan masalah administratif maupun kesan buruk di mata perusahaan.

Sebelum mengajukan surat pengunduran diri, penting bagi setiap karyawan memahami tahapan dan aturan yang berlaku di tempat kerja. Dengan begitu, proses transisi berjalan lancar, hak tetap terpenuhi, dan reputasi profesional pun tetap terjaga.

Lantas, apa saja yang perlu diperhatikan sebelum resmi mengajukan resign? Berikut panduan lengkapnya.

Mengapa Karyawan Memilih untuk Resign

Setiap keputusan untuk meninggalkan pekerjaan tentu dilatarbelakangi alasan berbeda. Bagi perusahaan, memahami hal ini penting untuk meningkatkan retensi dan memperbaiki sistem kerja. Berikut beberapa alasan umum yang mendorong karyawan untuk mengundurkan diri:

  1. Ingin mengubah arah karier.
    Banyak karyawan merasa perlu mencari tantangan baru yang lebih sesuai dengan minat atau keahlian mereka. Tak sedikit pula yang berpindah industri karena ingin berkembang di bidang lain.
  2. Ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja.
    Minimnya penghargaan, beban kerja berlebih, hingga hubungan antar-rekan yang tidak sehat bisa menjadi alasan kuat untuk resign.
  3. Mendapat tawaran lebih baik.
    Faktor finansial, jenjang karier lebih tinggi, hingga keseimbangan hidup yang lebih baik sering kali membuat karyawan tertarik pindah ke perusahaan lain.
  4. Pertimbangan pribadi.
    Kondisi keluarga, kesehatan, atau kebutuhan untuk berpindah domisili juga kerap menjadi alasan yang tak bisa dihindari.

Hal yang Wajib Dipertimbangkan Sebelum Resign

Sebelum memutuskan keluar dari pekerjaan, ada beberapa aspek penting yang perlu dievaluasi agar keputusan yang diambil tidak berujung penyesalan.

1. Cari solusi sebelum keluar

Sebelum mengajukan resign, cobalah berdiskusi dengan atasan mengenai masalah yang dihadapi. Bisa jadi, solusi seperti rotasi jabatan, pelatihan baru, atau bimbingan karier mampu mengembalikan motivasimu tanpa perlu berpindah perusahaan.

2. Hitung kondisi keuangan

Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menutupi kebutuhan hidup minimal enam bulan ke depan, terutama jika belum mendapatkan pekerjaan baru.

3. Pikirkan dampaknya pada karier jangka panjang

Mengundurkan diri di tengah proyek penting atau masa karier yang sedang menanjak bisa menimbulkan kesan negatif. Pertimbangkan waktu yang tepat agar keputusan resign tidak merugikan reputasimu.

4. Rencanakan langkah setelah resign

Pahami arah selanjutnya—apakah ingin mencari pekerjaan baru, membuka usaha, atau melanjutkan studi. Perencanaan yang matang akan membantumu tetap fokus menjalani masa transisi.

Prosedur Resign yang Sesuai Etika Profesional

Setelah yakin dengan keputusanmu, langkah berikutnya adalah mengikuti prosedur pengunduran diri sesuai kebijakan perusahaan.

1. Menyiapkan surat resign

Tulislah surat pengunduran diri secara formal, singkat, dan sopan. Sertakan tanggal efektif berhenti bekerja dan alasan yang jelas namun profesional.

2. Memberikan pemberitahuan tepat waktu

Umumnya, perusahaan menetapkan masa pemberitahuan (notice period) selama 30 hari sebelum hari terakhir bekerja. Tujuannya agar perusahaan memiliki waktu mencari pengganti atau menyusun redistribusi pekerjaan.

3. Berdiskusi langsung dengan atasan dan HRD

Sampaikan keputusan resign melalui pertemuan langsung, bukan sekadar lewat pesan. Komunikasi yang terbuka menunjukkan sikap profesional dan menghormati pihak perusahaan.

Tanggung Jawab HRD dalam Menangani Karyawan yang Resign

Dari sisi perusahaan, HRD memiliki tanggung jawab memastikan seluruh proses berjalan transparan dan sesuai ketentuan. Beberapa tahapan penting yang dilakukan antara lain:

  • Memverifikasi surat pengunduran diri dan memastikan tidak ada pelanggaran kontrak.
  • Menghitung hak keuangan, seperti gaji terakhir, tunjangan, dan sisa cuti.
  • Melaksanakan exit interview untuk mengetahui alasan dan evaluasi kerja karyawan.
  • Menyiapkan dokumen akhir seperti surat pengalaman kerja (paklaring) dan referensi karier.

Hak dan Kewajiban Karyawan Saat Resign

Karyawan yang resign tidak hanya memiliki hak, tetapi juga tanggung jawab yang harus diselesaikan sebelum meninggalkan perusahaan.

Hak Karyawan:

  • Gaji terakhir dan tunjangan sesuai perhitungan.
  • Penggantian sisa cuti tahunan (jika ada).
  • Surat referensi atau rekomendasi kerja.

Kewajiban Karyawan:

  • Menyelesaikan seluruh pekerjaan atau melakukan serah terima tugas.
  • Mengembalikan aset perusahaan seperti laptop, ID card, atau dokumen penting.
  • Menjaga kerahasiaan data dan informasi perusahaan.

Exit Interview: Tahap Penting yang Sering Diabaikan

Banyak karyawan menganggap exit interview hanya formalitas. Padahal, proses ini memberikan manfaat besar baik untuk perusahaan maupun karyawan.

Bagi perusahaan, wawancara ini menjadi sarana evaluasi internal. Sementara bagi karyawan, ini adalah kesempatan terakhir untuk menyampaikan pandangan dan pengalaman kerja secara terbuka dan profesional.

Gunakan kesempatan ini untuk memberi masukan yang membangun, bukan sekadar keluhan. Sikap positif saat exit interview bisa menjadi penilaian tersendiri bagi HRD dan atasan.

Risiko Jika Proses Resign Tidak Sesuai Aturan

Melanggar prosedur resign dapat menimbulkan konsekuensi serius, seperti:

  • Pemotongan hak keuangan karena tidak menjalani notice period.
  • Masalah hukum jika membawa data atau aset perusahaan tanpa izin.
  • Reputasi buruk yang bisa memengaruhi peluang karier berikutnya.

Sebaliknya, perusahaan juga wajib memenuhi hak-hak karyawan yang resign. Jika tidak, hal tersebut dapat menjadi dasar gugatan melalui jalur hukum.

Kesimpulan

Resign adalah keputusan besar yang perlu dipersiapkan dengan bijak. Pastikan kamu memahami setiap tahap administratif, mulai dari pemberitahuan resmi, penyelesaian pekerjaan, hingga proses serah terima.

Menjalani prosedur resign secara profesional bukan hanya menjaga nama baik pribadi, tetapi juga membangun citra positif di dunia kerja. Dengan cara ini, kamu meninggalkan perusahaan dengan elegan dan membuka peluang baru dengan reputasi yang tetap baik.

 

Sebelumnya

Apa Itu Shoplifting? Pengertian, Dampak, dan Cara Mencegahnya

Selanjutnya

10 Rekomendasi Laptop Terbaik untuk Pelajar

Pelitadigital.Id