Jokowi Jadi Sasaran Kritikan, Utje Gustaaf Sentil Pendukung Anies dan Ganjar

Pelitadigital.id – Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), mengungkapkan rasa frustrasinya terkait kritik yang terus menerus ditujukan kepadanya. Dalam sebuah wawancara, Ketua Umum Relawan Jokowi BARA JP, Utje Gustaaf, menyoroti fenomena ini dan menyentil pendukung calon presiden Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
“Jokowi sasaran kemarahan rakyat? Rakyat yang mana? Yang 16% dan 24%? Ruang publik memang terbuka untuk kritik, tapi saat ini kebanyakan yang mengkritik itu orang-orang yang nggak punya martabat.” kata Utje Gustaaf dikutip dari DetikNews. Pernyataan ini merujuk pada hasil rekapitulasi suara Pilpres 2024, di mana pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar meraih 24,95% suara sah, sedangkan pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md memperoleh 16,47%.
Lebih lanjut, Utje menilai bahwa pendukung Anies dan Ganjar tidak mampu move on dari hasil pemilihan dan justru menciptakan perpecahan di kalangan masyarakat. “Mereka sengaja menciptakan perpecahan sesama anak bangsa, mereka sengaja menghambat pembangunan negeri yang sedang diupayakan dengan sungguh hati oleh Presiden Prabowo,” jelasnya.
Dalam kesempatan sebelumnya, Jokowi juga mengungkapkan bahwa dukungan terhadap Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih sangat kuat, baik dari masyarakat maupun DPR. “Saking kuatnya, sampai detik ini saya tidak melihat ada yang berani mengkritik. Yang jadi sasaran, yang jadi sasaran adalah Jokowi. Karena saking kuatnya Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ungkap Jokowi saat menghadiri acara HUT Partai Gerindra di Sentul, Bogor.
Jokowi menambahkan, “Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah, Jokowi. Dikit dikit yang salah Jokowi. Coba sekali sekali nyalahin Pak Prabowo, nggak berani.” Pernyataan ini menunjukkan betapa ia merasa menjadi kambing hitam atas berbagai masalah yang terjadi di pemerintahan.
Kritik yang ditujukan kepada Jokowi, menurut Utje, sering kali tidak berdasar dan lebih bersifat politis. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai objektivitas kritik yang dilontarkan oleh para pendukung capres lain. Dalam konteks ini, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa kritik yang konstruktif seharusnya didasarkan pada fakta dan bukan sekadar emosi atau kepentingan politik semata.
Dengan situasi politik yang semakin memanas menjelang pemilihan umum, pernyataan dari Jokowi dan Utje Gustaaf ini menjadi sorotan penting. Masyarakat diharapkan dapat lebih bijak dalam menyikapi kritik dan dukungan terhadap para pemimpin, serta memahami dinamika politik yang terjadi di tanah air.